Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2022

Mata Bulan Melihat Apa?

   Sekarang bahagia sekali hatimu. Kau melihat anakmu sudah tumbuh besar. Terakhir kau mengecupnya ketika bulan April tahun 1998. Ketika itu, di luar gerimis turun begitu-begitu saja. Kau, istri dan anakmu sedang sangat bahagia di dalam kamar. Melihat bulan yang bersikeras menerobos jendela kamar sembari kau ceritakan apa yang dilihat bulan malam itu. Lalu kau mengecup keningnya. Istrimu tersenyum lebar melihat betapa kau mengecup kening anak gadismu dengan kasih yang tumpah ruah. Tetapi beberapa hari setelahnya, kau pergi dengan hanya berpamitan pada istrimu sementara kau sama sekali tidak berpamitan pada anak gadismu itu. Sampai hari ini kau bahkan belum pulang. Akankah mata bulan melihatmu? Sebenarnya sejak istrimu mengandung kau mulai was-was. Aktivis dan seniman yang kritis bisa dibilang sebagai profesi yang haram di era itu. Yang paling khawatir adalah istrimu. Apalagi mendengar kabar bahwa dari hari ke hari semakin banyak jumlah orang hilang. Meninggalkan istri, anak, k...