Liburan tahun pertama kuliah saya diminta pulang. Kembali ke tanah kelahiran saya di Timur Indonesia. Hampir tiap pagi bapak telepon. Menanyakan kepastian jadwal pulang. Satu dua hari ketika awal liburan saya hanya mengabarkan bahwa saya pulang. Kepulangan saya tidak tau kapan. Kalau saya pulang, saya mau menempuh jalur laut menggunakan kapal. Bapak mengiyakan semua yang saya katakan. Beliau dari dulu seperti itu. Saya tak kunjung memberikan kepastian terkait kepulangan saya. Bapak kemudian naik pitam. Rindu yang membuatnya seperti itu. Beliau marah. Ia memutuskan sambungan telepon dengan cara tak biasa. Sangat kentara bahwa ia sedang marah. Sebelum mematikan telepon, saya mendengar beliau berbicara dengan nada yang kasar. "Aehh kong hau ge! Kau tidak pulang berarti urus sendiri biaya hidup selama liburan" ujarnya tegas. "Sepanjang perjalanan pulang bapak rutin menghubungi saya. Sekali serindu." ⸺⸻ Mendengar itu nyali saya ciut. Ini kali pertama bapak menuntut k...