Langsung ke konten utama

Adu Ide dalam Diskusi Virtual

    

    Setelah jeda selama beberapa pekan, Komunitas Tutur Karya (Tura) kembali mengadakan diskusi akhir pekan. Sebagaimana biasanya, diskusi berlangsung di ruang virtual. Diskusi pertama setelah jeda sekaligus menjadi diskusi pertama di tahun 2024 dan tepatnya diadakan pada Sabtu, 06 Januari 2024 pukul 19.30 wita. Divisi Jurnalistik Komunitas Tura berhasil menjalin relasi dengan salah seorang siswa SMAK Setia Bakti Ruteng yang belum lama ini tulisannya menjadi juara favorit dalam lomba Biology Fun Competition. Yohanes Teilardany Lerek atau yang akrab disapa Isyan tidak keberatan ketika anggota divisi jurnalistik memintanya untuk memaparkan karya ilmiah yang ditulisnya dalam kesempatan diskusi Tura. Tujuan pemaparan tentu bukan untuk menguji penulis (Isyan) tetapi untuk berdiskusi, melihat celah yang perlu ditambal sekaligus agar gagasan Isyan diketahui oleh semakin banyak orang, terlebih orang-orang muda di Tura.

            Dengan judul tulisan “Pelibatan Masyarakat Lokal di Kabupaten Manggarai untuk Pembuatan dan Pemanfaatan Biogas dari Tinja Babi” Isyan melakukan penelitian terkait pengolahan dan pemanfaatan tinja babi sehingga dapat meminimalisasi dampak negatif yang ditimbulkan. Lokus penelitian yang dilakukan oleh Isyan yakni beberapa daerah yang secara administratif merupakan bagian dari Kabupaten Manggarai. Masyarakat di Manggarai mayoritas merupakan peternak babi. Berdasarkan data yang ditampilkan Isyan dalam tulisannya, tahun 2021 jumlah babi yang diternak masyarakat Manggarai 60.922 ekor yang tersebar di berbagai kecamatan. Selanjutnya, produksi tinja yang dihasilkan dari puluhan ribu ekor babi tersebut lebih kurang 299.402 kg/hari dengan produksi gas 12.392 m3/kg.

            Persisnya, potensi inilah yang dilihat oleh Isyan yang kemudian membuatnya terdorong untuk melakukan penelitian tersebut. Tinja babi jika tidak diolah lebih lanjut akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan semisal polusi udara dan menjadi sumber penyakit. Kandungan yang terdapat dalam tinja babi nyatanya dapat diolah menjadi biogas yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan biogas tersebut diketahui dapat menghemat pengeluaran serta memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

            Topik yang dipresentasikan Isyan pada kesempatan diskusi itu sungguh menarik. Konsentrasi saya seluruhnya fokus pada materi yang disampaikan Isyan selama sesi pemaparan materi. Selanjutnya, ketika sesi diskusi, saya menjadi orang pertama yang berkomentar. Saya sangat mengapresiasi karya Isyan. Tulisannya bernas karena menampilkan jalan keluar dari salah satu problem yang dialami masyarakat Manggarai, yakni persoalan pengolahan tinja babi. Bagi saya, tulisan Isyan akan sangat kaya apabila dilengkapi dengan kendala, tantangan serta resiko yang ditimbulkan pada saat melakukan pengolahan tinja babi.


"Saya tidak pernah membayangkan bahwa Tura, yang dulunya bernama Pentas (Pencinta Sastra), bisa bertahan sejauh ini."

⸺⸻

            Kendala utama yang dialami yakni minimnya jumlah pakar yang memahami seluk beluk pemanfaatan biogas dari tinja babi. Harus diakui, jumlah pakar di daerah Manggarai yang memang memiliki pengetahuan yang mumpuni terkait pengolahan tinja babi masih sangat minim. Jumlahnya hanya dalam hitungan jari saja. Di sisi lain, pemanfaatan biogas dari tinja babi dihadapkan pada tantangan sumber daya manusia. SDM masyarakat Manggarai rasa-rasanya belum mumpuni. Maka kesiapan masyarakat (dalam hal ini pembenahan SDM) menjadi semacam anak tangga pertama yang perlu diperhatikan dan disikapi sebagaimana mestinya. Pemanfaatan biogas dari tinja babi tentu bukan sebuah pekerjaan tanpa resiko. Kesalahan dalam konstruksi reaktor kubah dan konstruksi lainnya bisa saja menimbulkan dampak buruk semisal kebakaran. Sayangnya, dalam tulisan itu Isyan tidak mendetailkan kendala, tantangan dan resiko yang akan dihadapi ketika melakukan pemanfaatan biogas dari tinja babi.

            Stevano, salah satu anggota Komunitas Tutur Karya, menyampaikan komentar terkait kesiapan SDM dan peran aktif pemerintah.

            “SDM memang menjadi tantangan utama. Tetapi hal ini, kalau menurut saya, bisa diatasi dengan keterlibatan pemerintah. Pemerintah harusnya tidak tutup mata dan berperan aktif dalam mensosialisasikan. Masyarakat kita tidak akan bergerak tanpa ada yang menggerakkan. Peran aktif pemerintah dalam hal ini bisa menjadi penggerak yang giat melakukan sosialisasi" demikian komentar Stevano.

            Faldo Mogu, inisiator sekaligus anggota Divisi Jurnalistik Komunitas Tutur Karya menyampaikan bahwa tantangan lain yang akan dihadapi dalam upaya melibatkan masyarakat untuk pengolahan biogas dari tinja babi ialah kebiasaan masyarakat.

            “Biogas menjadi hal baru bagi masyarakat Manggarai, khususnya di daerah pedalaman. Masyarakat kita punya kecenderungan betah di zona nyaman. Kalau mereka nyaman dengan kayu api maka bukan hal mudah untuk membuat mereka beralih ke kompor gas. Apalagi penggunaan kompor gas ini kan nantinya punya resiko besar. Salah sedikit akan meledak. Bagi saya ini juga jadi tantangan” ungkap Faldo.

            Komentar Faldo dengan segera ditanggapi oleh Isyan.

            “Justru itu kae. Persoalannya ketersediaan kayu di alam kita sudah semakin menipis. Bukan tidak mungkin sewaktu-waktu akan habis. Masu sampai kapan kita mengandalkan kayu untuk kebutuhan di dapur kita. Sulit memang tapi bukan tidak mungkin. Pelan-pelan bisa kita mulai” ungkap Isyan menanggapi.

            Adu ide berlanjut. Komentar berikut datang dari Nando Pepo, anggota Divisi Jurnalistik Komunitas Tutur Karya.

            “Pemanfaatan biogas dari tinja babi ini pernah kami lakukan. Saya punya pengalaman yang memang tidak banyak tapi setidaknya pengalaman itu ada. Konstruksi kubahnya, dalam pengamatan saya, menggunakan bata merah. Di daerah Manggarai saya kira tidak ada lokasi produksi bata merah. Kalau di Lembor (Manggarai Barat) memang ada. Daerahnya cocok karena daerah panas sementara kita di daerah Ruteng dan sekitarnya ada di daerah dingin. Saya kira butuh biaya juga kalau mendatangkan bata merah dari Lembor. Kalau konstruksinya besar berarti biaya yang ditelan juga tidak sedikit. Saya ingin tahu saja, apakah bata merah ini bisa kita ganti? Tujuannya untuk penghematan. Saya jamin, kalau biaya konstruksi mahal masyarakat pasti tidak banyak yang mau” komentar Nando.

            Isyan dalam tanggapannya menekankan bahwa konstruksi merupakan sesuatu yang sepenuhnya ada pada kehendak pengelola, dalam hal ini masyarakat. Urusan konstruksi dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya terkait batu bata yang digunakan, bentuk kubah, dan konstruksi lainnya bisa disesuaikan.

            Saya tidak pernah membayangkan bahwa Tura, yang dulunya bernama Pentas (Pencinta Sastra), bisa bertahan sejauh ini. Kepada semua anggota Tura selalu saya katakan kalau mereka adalah nafas Tura. Saya tidak bisa membayangkan kalau mereka di kemudian hari, entah karena alasan apapun, berhenti atau tidak lagi menjadi nafas Tura. Tidak muluk-muluk, cita-cita saya kecil saja: ingin agar Tura umur panjang. Abadi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eleana

Aku sudah tidak tahu lagi Eleana sekarang sedang apa. Aku tidak lagi mendapat kabar darinya perihal saat ini ia sedang bersama siapa dan sedang menyelesaikan apa. Aku sudah tak lagi mengetahui urusan remeh temeh yang dilakukan Eleana. Padahal kami dulu akrab sekali. Bahkan aku pernah menulis puisi untuknya soal kedekatan kami. Bait terakhir dari puisi itu kira-kira seperti ini: “Kita semakin tak beda dengan semoga dan amin Kau semoga aku amin; atau sebaliknya Tetapi yang pasti tidak ada semoga yang sempurna tanpa amin” Sekarang masing-masing kami bersikeras menahan dera-dera kenyataan. Menghindari perjumpaan empat mata (memang kami tidak akan pernah berjumpa lagi) sambil tetap membiarkan sebagian dari diri berubah pelan-pelan. Menata bagian dari diri yang berantakan tanpa memaksakan apa yang sudah jadi urusan semesta. ***  Aku tidak mungkin salah ingat. Dulu, ketika masih dalam masa kuliah, Eleana paling sering menemani aku ke Gramedia. Sekalipun berjam-jam, ia selalu bersedia menu...

Memahami Air Mata Nai

Siapa sangka, Nai, gadis yang masih sungguh belia itu ternyata menyimpan masalah besar. Ia mencemaskan masalah-masalah yang tak biasa yang sebenarnya tidak untuk dicemaskan oleh gadis cilik berusia tujuh tahunan seperti Nai. Tetapi kenyataan tidak untuk ditolak atau diteriaki semampu. Di mana-mana kenyataan selalu untuk diterima. Entah semenyakitkan apapun itu. Nai terlahir sebagai anak tunggal. Ia gadis cantik yang tak banyak bicara. Nai suka diam. Padahal anak-anak seumurannya paling suka bercerita. Paling suka bermain-main sepanjang hari. Tanpa peduli betapa panas matahari membakar habis hari. Nai memang beda dengan anak-anak lainnya. Ia sangat pemalu. Mungkin selama ini kau sering melihat Nai menangis. Aku juga begitu. Ketika kebetulan lewat di luar gubuk tempat tinggalnya, seringkali aku melihat Nai duduk sendiri. Di sudut dekat rerimbun pohon pandan. Di sudut situ, Nai sering menangis sendiri. Ketika Naca ibunya belum pulang berkebun. Bukan di kebun sendiri. Tetapi menjadi buruh ...

Air Mata Bahagia Mama Rosalina

Suara Mama Rosalina mulai bergetar. Matanya tampak berkaca-kaca. Meski mengenakan kaca mata tetapi sama sekali air matanya masih sangat kentara. “No, Kita orang timur ini hanya modal sebagai PNS untuk menyekolahkan anak. Gaji PNS tidak seberapa jika dibandingkan dengan biaya kuliah dan biaya hidup mahasiswa sekarang. Tapi puji Tuhan, No keterbatasan itu sama sekali tidak pernah membuat mimpi tak tercapai” kata Mama Rosalina dengan logat khas Larantuka. Saya bersyukur sekali ketika mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai Mama Rosalina. Kami bertemu dalam acara Farewell Party yang diadakan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Dalam acara itu, saya hadir sebagai jurnalis Lensafikom.com yang tengah meliput jalannya acara dan Mama Rosalina adalah orang tua dari mahasiswi asal Larantuka, NTT. Farewell Party merupakan acara perpisahan dengan mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi angkatan 2019 yang diwisuda pada Sabtu, 18 Maret 2023. Farewell Party diadakan pada...